Allah mencela hati yang lalai dari merenungkan, memikirkan dan memahami ayat-ayat Allah, sebagaimana Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Al-a'raf ayat 179
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Dan firman Allah:
“Tidaklah datang kepada mereka suatu ayat Al Quran pun yang baru (di-turunkan) dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main, (lagi) hati mereka dalam keadaan lalai.”(al-anbiya ayat 2 & 3)
2. Keluh kesah, gundah dan perasaan cemas yang berlebihan.
Kondisi ini timbul pada saat seseorang takut atas kehilangan sesuatu yang telah diperolehnya, atau takut tidak memperoleh apa yang diharapkannya.
Oleh sebab itu Allah melarang rasul-Nya untuk tidak bersedih dan terhadap tipu daya orang-orang kafir quraisy.Sebagaimana Allah berfirman:
“Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.”(Qs An-nahl 127 - 128)
Demikian pula perkataan para malaikat kepada nabi Luth, tatkala kaumnya akan dihacurkan Allah. Sebagaimana firman Allah:
“Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah karena (kedatangan) mereka, dan (merasa) tidak punya kekuatan untuk melindungi mereka dan mereka berkata: “Janganlah kamu takut dan jangan (pula) susah. Sesungguhnya kami akan menyelamatkan kamu dan pengikut-pengikutmu. kecuali isterimu, dia adalah termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).”
QS AL Ankabut 33
3. Putus asa dan kekecewaan yang berlebihan.
Kondisi ini timbul ketika seseorang ditimpa musibah seperti kehilangan sesuatu yang amat dicintainya, atau gagal memperolehnya, bisa berupa harta ataupun jiwa. Banyak kita saksikan dalam kehidupan kita sehari-hari orang yang mengambil jalan pintas dengan cara bunuh diri atas kesusahan dan kesulitan yang menimpanya.
Pada hal Allah mengharamkan untuk berputus asa dari rahmat-Nya, sebagaimana firman Allah
“Tidak pantas Manusia itu jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.”QS Al Fusilat 49
Dan firman
“Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.”(QS Yusuf 87).
4. Buta terhadap kebenar
Allah mencela orang yang buta hatinya dari melihat bukti-bukti kebenaran dan tanda-tanda kebesaran Allah, sebagaimana firman Allah QS Al Haj 46 :
“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dapat memaham (kebenaran)i, atau mempunyai telinga yang dapat mendengar (kebenaran)? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.”
5. Keras membatu tidak mampu ditembus oleh nasehat-nasehat agama.
Hati yang secara fisik terlihat lentur dan lunak namun pada hakikatnya bisa lebih keras dari batu saat diberi nasehat. Bahkan batu bisa lebih lunak dari sebagian hati manusia. Sebagaimana Allah ceritakan tentang hati orang-orang Bani Israil dalam surat Al baqarah 74 :
“Kemudian setelah itu hati kalian menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.”
6. Penyakit Nifak (kemunafikkan).
Kemunafikkan adalah memperlihatkan iman secara lahir dan menyembunyikan kekufuran secara batin. Kemunafikkan adalah salahsatu bentuk kekufuran dan ia adalah penyakit hati yang sangat berbahaya dan sangat keji oleh sebab itu pelakunya lebih berat mendapatkan azab dari orang kafir yang terang-terangan.
Sebagaimana Allah gambarkan tentang hati orang-orang munafiq dalam ayat berikut ini:
“Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian,” pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” QS Albaqoroh 8-10
7. Ar Ru’bu (Cemas dan takut).
Penyakit ini Allah masukkan ke dalam hati orang-orang kafir dan musyrik.
Sebagaimana Allah sebutkan dalam firman-Nya QS Ali Imron 151:
“Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim.”
8. Terkunci dari menerima kebenaran.
Ini adalah sifat hati orang kafir yang sudah tidak mau menerima peringatan dan seruan untuk beriman kepada Allah dan hari akhir.
Sebagaimana Allah sebutkan pada awal surat Al Baqarah 6-7
“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.”
9. Suka mengikuti sesuatu yang samar-samar.
Sebagaimana Allah sebutkan dalam firman-Nya
“Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang samar-samar, untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya.”(QS Ali Imron 7)
Demikian pula disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:
“Sesungguhnya yang halal itu sudah jelas dan yang harampun sudah jelas. Dan diantar keduanya ada perkara yang sama-samar, kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Barangsiapa yang menjauhi sesuatu yang samar-samar berarti ia telah menjaga agama dan kehormatannya. Barangsipa yang melakukan sesuatu yang sama-samar maka ia telah jatuh kepada yang haram. Bagaikan sipenggembala yang menggembala di batas pagar, boleh jadi ia akan masuk kedalamnya. Sesungguhnya setiap raja memiliki batas, sesungguhnya batasan Allah adalah perkara-perkara yang haram. Ketahuilah sesungguhnya dalam jiwa seseorang terdapat segumpal daging. Apabila ia baik maka baiklah seluruh jasdnya. Dan apabila rusak maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah! Ia adalah hati.”
10. Beroyalitas kepada orang kafir.
Salah satu jenis penyakit hati yang sangat dicela dan berbahaya adalah beroyalitas kepada orang kafir. Seperti membela keyakinan mereka dengan alasan toleransi dan menyalahkan orang yang menentang keyakinan mereka. Penyakit ini mulai terjangkit dengannya sebagian intelektual zaman ini. Hal ini sangat diharamkan atas seorang muslim sebagaimana terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi penolong-penolong(mu); sebahagian mereka adalah penolong sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu yang mengambil mereka menjadi penolong, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana.”
(QS Al Maidah ayat 51-52)
11. Ragu dan bimbang terhadap kebenaran.
Diera kemajuan informasi ini banyak sekali hal-hal yang dapat meragukan dan membimbangkan seseorang terhadap kebenaran. Bahkan tidak bisa membedakan antara yang baik dengan yang buruk, antara yang batil dengan yang hak, antar kafir dan iman, antara tauhid dan syirik, Seperti keraguan tentang kekalan kehidupan akhirat dan kejadian hari kiamat. Kebimbangan terhadap kebenaran adalah salah satu penyakit hati yang di sebutkan Allah dalam firman-Nya berikut.
“Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya.”(QS At taubah 45)
Dan firman Allah:QS An-nur 51-52:
“Apakah dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim. Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nyauntuk memberi keputusan di antara mereka,ialah ucapan. “Kami mendengar, dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
12. Mudah terfitnah oleh rayuan setan.
Hati yang sakit dan tidak diimunisasi dengan ilmu dan amal sholeh akan sangat mudah terpengaruh oleh rayuan setan. Sebagaiamana terdapat dalam firman Allah berikut ini:
“Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu sebagai ujian bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya.”(QS Al haj 53)
Demikian pula dijelaskan dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Fitnah-fitnah akan merajut hati seperti rajutan tikar, sedikit demi sedikit. Setiap hati yang terpengaruh dengannya akan terdapat dalamnya bintik hitam. Dan setiap hati yang menolaknya akan terdapat dalamnya bintik putih. Sehingga dari kedua hati tersebut salah satu dari keduanya menjadi putih bagaikan batu putih jernih. Maka fitnah tidak mampu mempengaruhinya selama berdirinya langit dan bumi. Dan hati yang lain menjadi hitam lebam. Bagai mangkok yang terlungkup, tidak kenal yang ma’ruf dan tidak pula yang mungkar, kecuali yang sesuai dengan hawa nafsunya.”
Sumber : https://www.facebook.com/mintaraga.emansurya/posts/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar